Senin, 02 Mei 2011

Mau Jalan-jalan ke Kalimantan Barat? Datang Saja ke Museum KAA!


Bandung - Liburan akhir tahun telah tiba, saatnya berlibur bersama keluarga atau teman-teman. Sebaiknya pilih salah satu daerah di Indonesia yang belum pernah dikunjungi agar lebih mengenal kekayaan negeri ini.

Tapi jika Anda tak punya waktu berlibur yang cukup untuk berlibur ke luar pulau bahkan ke luar kota, kami merekomendasikan Anda berkunjung ke Museum KAA saja. Di sana, ada pameran yang mengajak Anda mengenal Kalimantan Barat.

Pameran bertajuk Kalbar dalam Naungan NKRI ini dibuka sejak 18 Desember hingga 11 Februari 2011. Pameran ini dibagi menjadi 2 bagian. Ruang pertama dengan judul 'Di Batas Negeri Garuda' pengunjung akan disambut dengan film tentang kondisi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan.

Tampak sebuah gerbang yang dibuat mirip kondisi sebenarnya. Di ruang ini pengunjung juga bisa melihat berbagai masalah yang ada di daerah perbatasan. Mulai dari TKI bermasalah, perdagangan manusia, hingga kerusakan lingkungan.

"Pameran ini ada untuk memperlihatkan dinamika kehidupan saudara-saudara kita yang ada di sana. Agar kita sadar, bahwa ada kehidupan di batas Garuda. Jangan hanya kita tahu daerah sendiri saja," ujar Isman Pasha, Kepala Museum KAA saat berbincang dengan detikbandung.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Museum KAA setiap akhir selalu membuat pameran dengan tema daerah perbatasan. "Karena momennya pas dengan pergantian
tahun yang juga jadi pembatas tahun," katanya.

Di bagian ruang lainnya, pengunjung akan melihat beragam kebudayaan suku Dayak Kalimantan Barat. Mulai dari alat musik khas, hasil tenun, perangkat rumah
tangga hingga senjata khas Kalimantan ada di pameran ini.

Barang-barang yang ditata rapi ini ternyata berasal dari Kalbar, meskipun ada juga yang dibawa dari Taman Mini Indonesia Indah. "Kita seperti memindahkan Kalbar mini ke sini," tutur Isman.

Yang menarik, ada juga miniatur rumah adat dayak yang disebut Baluk. Baluk merupakan rumah adat suku Dayak Bidayuh yang sangat berbeda bentuknya dengan
rumah-rumah adat lainnya. Khususnya di Kalimantan Barat dan umumnya suku-suku dayak yang ada di Kalimantan.

Baluk ini berbentuk bundar denga diameter kurang lebih 10 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter, dan disanggah sekitar 20 tiang kayu dan dan beberapa kayu penopang. Ketinggian Baluk, menggambarkan kedudukan atau tempat Kamang Triyuh yang harus dihormati.

Memiliki atap yang berbentuk kerucut yang berarti melindungi masyarakat. Empat buah jendela yang berhadapan dengan empat penjuru mata angin. Di tempat ini juga biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adat jika terjadi masalah di kalangan masyarakat desa.

Sementara miniatur Baluk yang dibuat, diameternya hanya sekitar 1 meter saja dengan ketinggian 3 meter. Meski skala perbandingannya 1:10, namun setidaknya
dengan adanya miniatur, pengunjung bisa mendapatkan gambaran atas rumah adat Dayak.

"Ini salah satu properti yang cukup sulit mempersiapkannya. Yang membuat para mahasiswa asal Kalbar yang kuliah di Bandung," kata Isman.

Jadi jangan heran jika perjalanan Anda di pameran ini selama 20 menit saja akan membuat Anda merasa kenal dan lebih dekat lagi dengan suku dayak dan masyarakat Kalbar. Museum KAA buka untuk umum mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
(tya/ern)
sumber : detik.com
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCPenney Coupons